PROYEKSI
KRISTALOGRAGI
3.1. Proyeksi Orthogonal
Seperti
pelajaran yang sudah kita ketahui bersama dan yang sudah kita peroleh bahwa
prinsip proyeksi kristalografi adalah penggambaran kembali setiap bidang
kristal menjadi suatu titik. Penggambaran ini dilakukan dengan cara penentuan
posisi bidang kristal tersebut. Caranya dengan menarik garis tegak lurus atau
menarik garis normal dari suatu pusat kristal terhadap bidang kristal sehingga
memotong bidang proyeksi, dimana kristal seolah–olah ditempatkan pada pusat
bola. Proyeksi bidang muka kristal yang berbentuk titik pada bidang proyeksi
merupakan proyeksi Kristalografis dari suatu kristal.
Adapun beberapa
proyeksi kristalografi adalah Orthogonal dan Stereografis. Proyeksi orthogonal
adalah proyeksi dimana bidang proyeksinya dapat diletakkan dimana saja pada
arah tertentu dari bola. Tetapi pada umumnya bidang proyeksi orthogonal
terletak di utara yang tegak lurus terhadap sumbu (U) dan selatan (S) di atas
proyeksi gnomonik yaitu berupa bidang orthogonal (o). Cara proyeksinya
dilakukan dengan cara menarik garis tegak lurus dari titik–titik berupa
kutub–kutub bola ke bidang proyeksi orthogonalnya.
Proyeksi
orthogonal ini juga digunakan untuk mendapatkan gambar 3 dimensional dari suatu
bentuk kristal di atas bidang kertas. Pelukisan atau penggambaran tersebut
dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut :
1.
Penggambaran Salib Sumbu
Salib sumbu digambarkan berdasarkan table dibawah ini:
Tabel 3.1.
Penggambaran Salib Sumbu
No
|
Sistem Kristal
|
Axial Ratio
|
Sudut
Kristalografi
|
1
|
Isometric
|
a : b : c = 1 3 : 3
|
a+^b-
= 300
|
2
|
Tetragonal
|
a : b : c = 1 3 : 6
|
a+^b-
= 300
|
3
|
Hexagonal
|
a : b : c = 1 3 : 6
|
a+^b-
= 200;d-^b+ = 40
|
4
|
Trigonal
|
a : b : c = 1 3 : 6
|
a+^b-
= 200;d-^b+ = 40
|
5
|
Orthorombic
|
a = b = c = sembarang
|
a+^b-
= 300
|
6
|
Monoklin
|
a = b = c =
sembarang
|
a+^b-
= 450
|
7
|
Triklin
|
a = b = c =
sembarang
|
a+^b-
= 450;d-^b+ = 80
|
2.
Penggambaran Bentuk
Kristal
v Cari semua simbol bentuk kristal yang ada pada octant I yaitu semua
bidang yang memotong sumbu a+, b+, c+.
v Ubah simbol tersebut ke Indiches Weisz
v Plotkan seluruh parameter kesusunan saib sumbu, dan hubungkan semua
titik hingga membentuk garis–garis. Upayakan penarikan garis dari semua garis
dapat terkombinasikan sehingga titik potongnya menghasilkan bidang–bidang semu
dari bentuk yang diinginkan.
v Bidang yang terbentuk diproyeksikan dengan cara simetrik keberbagai
octant
v Perjelas garis–garis rusak kridital dan hilangkan garis bantu yang
dibuat sebelumnya
v Lengkapi gambar tersebut dengan indices dan unsur–unsur simetrisnya
3.2. Proyeksi Stereografis
Pada prinsipnya
proyeksi stereografis bidang proyeksinya merupakan bidang ekuator bola atau
bidang horizontal yang melalui bidang ekuator bola. Berdasarkan hasil
penampakan maka setelah bidang–bidang kristal diproyeksikan pada bidang bola
yang berada pada hemisfir atas (utara) dalam bentuk–bentuk titik atau
kutub–kutub (Titik E dan D) selanjutnya ditarik garis dari kutub tersebut ke
kutub selatan (S). Perpotongan garis yang ditarik dari kutub utara ke kutub
selatan menembus bidang ekuator di titik E dan D berupa titik yang menyebar
pada bidang stereografis dengan titik penuh (●).
Untuk
bidang–bidang kristal yang berada pada hemisflis bawah (S) prinsip proyeksinya
sama dengan menarik garis lurus dari titik kutub S) ke kutub utara dengan tanda
titik lingkaran kecil terbuka (o)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar