Selasa, 10 November 2015

PROYEKSI KRISTALOGRAGI



PROYEKSI KRISTALOGRAGI

3.1. Proyeksi Orthogonal
               Seperti pelajaran yang sudah kita ketahui bersama dan yang sudah kita peroleh bahwa prinsip proyeksi kristalografi adalah penggambaran kembali setiap bidang kristal menjadi suatu titik. Penggambaran ini dilakukan dengan cara penentuan posisi bidang kristal tersebut. Caranya dengan menarik garis tegak lurus atau menarik garis normal dari suatu pusat kristal terhadap bidang kristal sehingga memotong bidang proyeksi, dimana kristal seolah–olah ditempatkan pada pusat bola. Proyeksi bidang muka kristal yang berbentuk titik pada bidang proyeksi merupakan proyeksi Kristalografis dari suatu kristal.
               Adapun beberapa proyeksi kristalografi adalah Orthogonal dan Stereografis. Proyeksi orthogonal adalah proyeksi dimana bidang proyeksinya dapat diletakkan dimana saja pada arah tertentu dari bola. Tetapi pada umumnya bidang proyeksi orthogonal terletak di utara yang tegak lurus terhadap sumbu (U) dan selatan (S) di atas proyeksi gnomonik yaitu berupa bidang orthogonal (o). Cara proyeksinya dilakukan dengan cara menarik garis tegak lurus dari titik–titik berupa kutub–kutub bola ke bidang proyeksi orthogonalnya.
               Proyeksi orthogonal ini juga digunakan untuk mendapatkan gambar 3 dimensional dari suatu bentuk kristal di atas bidang kertas. Pelukisan atau penggambaran tersebut dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut :






1.      Penggambaran Salib Sumbu
Salib sumbu digambarkan berdasarkan table dibawah ini:
Tabel 3.1. Penggambaran Salib Sumbu
No
Sistem Kristal
Axial Ratio
Sudut Kristalografi
1
Isometric
a : b : c = 1  3 : 3
a+^b- = 300
2
Tetragonal
a : b : c = 1  3 : 6
a+^b- = 300
3
Hexagonal
a : b : c = 1  3 : 6
a+^b- = 200;d-^b+ = 40
4
Trigonal
a : b : c = 1  3 : 6
a+^b- = 200;d-^b+ = 40
5
Orthorombic
a = b = c = sembarang
a+^b- = 300
6
Monoklin
a = b = c = sembarang
a+^b- = 450
7
Triklin
a = b = c = sembarang
a+^b- = 450;d-^b+ = 80
     
2.      Penggambaran Bentuk Kristal
v  Cari semua simbol bentuk kristal yang ada pada octant I yaitu semua bidang yang memotong sumbu a+, b+, c+.
v  Ubah simbol tersebut ke Indiches Weisz
v  Plotkan seluruh parameter kesusunan saib sumbu, dan hubungkan semua titik hingga membentuk garis–garis. Upayakan penarikan garis dari semua garis dapat terkombinasikan sehingga titik potongnya menghasilkan bidang–bidang semu dari bentuk yang diinginkan.
v  Bidang yang terbentuk diproyeksikan dengan cara simetrik keberbagai octant
v  Perjelas garis–garis rusak kridital dan hilangkan garis bantu yang dibuat sebelumnya
v  Lengkapi gambar tersebut dengan indices dan unsur–unsur simetrisnya

3.2. Proyeksi Stereografis
               Pada prinsipnya proyeksi stereografis bidang proyeksinya merupakan bidang ekuator bola atau bidang horizontal yang melalui bidang ekuator bola. Berdasarkan hasil penampakan maka setelah bidang–bidang kristal diproyeksikan pada bidang bola yang berada pada hemisfir atas (utara) dalam bentuk–bentuk titik atau kutub–kutub (Titik E dan D) selanjutnya ditarik garis dari kutub tersebut ke kutub selatan (S). Perpotongan garis yang ditarik dari kutub utara ke kutub selatan menembus bidang ekuator di titik E dan D berupa titik yang menyebar pada bidang stereografis dengan titik penuh ().
               Untuk bidang–bidang kristal yang berada pada hemisflis bawah (S) prinsip proyeksinya sama dengan menarik garis lurus dari titik kutub S) ke kutub utara dengan tanda titik lingkaran kecil terbuka (o)

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar